URGENSI PENGAJARAN BAHASA JERMAN DI SMA/SMK

FBS-KARANGMALANG. Pengetahuan dan penelitian menempati kedudukan kuat dalam kehidupan umum di Jerman sehingga  permerhati dan peneliti pengetahuan dan teknologi dunia banyak menyorot Jerman. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Jerman menjadi modal untuk terlibat dalam era teknologi modern pada saat ini. Hal ini pula yang mendasari pentingnya pengajaran bahasa Jerman  di sekolah menengah kejuruan dan sekolah menengah atas. Bahasa Jerman membuka jalan para siswa untuk memprakarsai perkembangan pengetahuan dan teknologi di Indonesia. PP nomor 5 tahun 2008 kota Yogyakarta pun mewajibkan sekolah menengah untuk mengajarkan bahasa asing di luar bahasa Inggris.

Kedudukan bahasa Jerman dalam dunia pendidikan inilah yang menginspirasi mahasiswa, guru, dan dosen Bahasa Jerman untuk membentuk formasi yang lebih kuat melalui seminar nasional ”Pendidikan Bahasa Jerman”, pada  Sabtu, (30/10). Seminar ini dilaksanakan untuk mengangkat bahasa Jerman sebagai bahasa yang urgen untuk diajarkan di sekolah menengah. Drs. Suharno, guru bahasa Jerman SMK 4 dan SMA Pakem, sekaligus narasumber dalam seminar tersebut, menyayangkan adanya di sebagian besar sekolah menengah, terjadi pergeseran bahasa Jerman sebagai bahasa asing yang dipelajari karena ada pilihan bahasa asing lain, seperti bahasa Jepang dan Mandarin. Selain itu, di beberapa sekolah, mata pelajaran bahasa Jerman hanya dijatah satu jam pelajaran.

Di luar sekolah menengah kejuruan pariwisata dan bahasa, lanjutnya, gaung pembelajaran bahasa Jerman memang masih rendah. Bahasa Jerman dipandang sebagai bahasa yang sulit dipelajari, apalagi dilihat dari sisi grammatikal yang jauh berbeda dari Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Selain itu, kompetisi guru di bidang pedagogik dan profesional perlu dikembangkan lagi.
Masih menurut Suharno, pencitraan profesi guru bahasa Jerman menjadi kunci dalam membuka pintu hambatan ini. Guru bahasa Jerman juga diharapkan dapat menemukan dan menggunkana metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan dan komunikatif dalam bahasa Jerman.

Dalam seminar ini,  Prof. Supriyati Tanjung memperkenalkan  metode Brettspiel Gewimpt sebagai metode Komunikatif dalam Kelas, sedangkan Suharno memperkenalkan penggunaan metode asistensi dan teman sebaya dalam kelas bahasa Jerman. (febi)