Menumbuhkan Ide Kreatif dalam Menulis

Jerman-FBS. "Bikin Nulis Sederas Air Mengalir" adalah tema studium generale yang baru saja digelar oleh Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, FBS, UNY pada Rabu, 20 Oktober 2021.  “Pernah buntu saat sedang nulis? Atau bingung mau nulis apa. Di sisi lain, ada yang mampu menuliskan puluhan tulisan dalam sehari. Mengapa bisa? Bagaimana caranya?," Demikian tujuan kegiatan yang disampaikan oleh Jihan selaku ketua panitia. 

Acara ini telah mendapatkan sambutan hangat dari berbagai pihak. Hal ini dibuktikan dari 270 peserta yang mengikuti acara tersebut. Dari jumlah tersebut, ada 150 bersatutus  mahasiswa, sisanya adalah para guru, siswa SMA, dan umum. Dari keanekaragaman latarbelakang ini menunjukkan bahwa menulis adalah tema yang menarik dan dibutuhkan oleh berbagai kalangan.

Hal ini juga senada dengan apa yang telah disampaikan oleh Cahyadi Takariawan  selaku narasumber dalam studium generale tersebut. Ia becerita bahwa kegiatan menulis dilakukan sejak mahasiswa dengan mengirim artikel ke beberapa media dan sampai sekarang telah menghasilkan 55 buku. sebagian bukunya yaitu seri Wonderful Family merupakan bestseller.  "Semua orang bisa menulis. Hanya orang yang memberikan banyak alasan saja yang tidak akan menghasilkan karya tulis", imbuhnya sambil memberikan motivasi. Dalam paparannya, ia merinci dengan sangat jelas bagaimana tahapan menulis agar terhindar dari kemandegan dalam menulis. Ia memulai presentasinya dengan memastikan bahwa setiap orang bisa menulis. Setelah itu, dilanjutkan dengan langkah-langkah berikutnya seperti tujuan menulis, menemukan ide, menyusun tema tau pokok pikiran, memilih rumpu, membuat kerangka tulisan, menulis sessuai kerangka, memilih referensi, melakukan self editing, melakukan publikasi, dan yang terakhir dan sangat menentukan yaitu terus beralatih menulis serta tidak banyak alasan untuk tidak menulis.

Acara semakin asyik ketika banyak pertanyaan yang dilontarkan saat  sesi diskusi. Pertanyaan yang muncul seputar bagaimana solusi dan tips untuk memulai menulis terutama penulis pemula, bagaimana memilih tema yang tepat, bagaimana keluar dari writer block, dan bagaimana terhindar dari plagiat. Pak Cah demikian sapaan akrabnya untuk narasumber menjawab dengan detail disertai contoh-contoh yang sesuai serta diselipi humor segar yang menjadi ciri khasnya. Sebagai penutup, ia menyampaikan bahwa 55 bukunya yang telah ditulis telah mengartarkan dirinya ke Amerika, Kanada, Australia, Jepang, Taiwan, Thailand, swiss, Jerman, Turki, Qatar dan lain-lain. Artinya menulis dapat memberdayakan dan membebaskan orang.

Acara yang juga dihadiri oleh Ketua Jurusan PB Jerman Dr. Wening Sahayu, M.Pd dan beberapa dosen lainnya ditutup oleh moderator dengan menyisakan banyak pertanyaan yang belum dijawab karena terbatasnya waktu. "Tema ini akan kita lanjutkan karena antusias yang ditunjukkan oleh peserta dan grup WA yang telah terbentuk akan difungsikan sebagai wahana untuk meningkatkan kapasitas dalam menulis," demikian kesimpulan yang disampaikan oleh pembawa acara untuk mengakhiri studium generale. (AKS)