Museum Batik Yogyakarta

Indonesia dikenal dunia dengan batiknya. ia merupakan peninggalan nenek moyang masyarakat Jawa. Kini batik menjadi  warisan yang telah dinobatkan oleh UNESCO di Abu Dhabi sebagai salah satu warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan Nonbendawi pada September 2009.  Pada tanggal 2 Oktober 2009 pemerintah telah menjadikan sebagai Hari Batik Nasional. Untuk mengetahui seluk beluk batik kini orang dapat belajar di museum Batik di Yogyakarta.

Terkait dengan hal tersebut, Prodi Jerman, FBS, UNY telah menerjunkan 4 mahasiswa untuk melakukan magang pariwisata di museum Batik Yogyakarta. Harapannya, para mahasiwa sebagai generasi muda tetap mengenal dan bangga dengan batik di sela-sela serbuah berbagai mode milenial. Museum Batik Yogyakarta adalah museum batik swasta tertua di Yogyakarta yang terletak di Jl. Dr. Sutomo 13A Yogyakarta 55211. Museum ini didirikan oleh bapak Hadi Nugroho dan istrinya ibu dewi Sukaningsih pada tahun 1973 dan telah diresmikan oleh pemerintah setempat pada tahun 1979 sebagai museum batik pertama di Yogyakarta. Tujuan didirikan museum batik ini adalah sebagai media pembelajaran untuk generasi mendatang supaya mereka mengenal dan mencintai batik. Museum ini menyimpan koleksi batik khususnya motif  Pasisiran, Yogyakarta, Solo, dan Jawa Tengah serta macam-macam peralatan membatik serta sejarahnya.

Museum ini menyimpan lebih dari 1.200 koleksi perbatikan yang terdiri dari 500 lembar kain batik tulis, 560 batik cap, 124 canting, dan 35 wajan serta bahan pewarna termasuk malam. Di dalamnya terdapat 2 galeri koleksi batik yaitu koleksi batik motif klasik dan peranakan. Koleksi batik klasik adalah koleksi batik yang berkembang di Kerajaan Mataram yang cenderung berwarna coklat, biru dan hitam, sedangkan koleksi batik peranakan, yang dipengaruhi oleh bangsa asing, memiliki warna yang lebih varian.

Koleksi museum ini terdiri dari berbagai batik gaya Yogyakarta, Solo, Pekalongan, dan gaya tradisional lainya dalam bentuk kain panjang, sarung, dan sebagainya. Motifnya kebanyakan berupa motif pesisiran, pinggitan, terang bulan, dan motif pagi-sore. Beberapa koleksinya yang terkenal antara lain: Kain Panjang Soga Jawa (1950-1960), Kain Panjang Soga Ergan Lama (tahun tidak tercatat), Sarung Isen-Isen Antik (1889-1890), Sarung Isen-Isen Antik (Kelelengan) (1880-1890), buatan Nyonya Belanda EV. Zeulyen dari Pekalongan, dan sarung Panjang Soga Jawa (1929-1930) buatan Nyonya Lie Djing Kiem dari Yogyakarta. Semua koleksi yang ada dalam Museum ini diperoleh dari keluarga pendiri Museum Batik Yogyakarta serta kolega-kolega nya terdahulu. Koleksi tertuanya adalah batik buatan tahun 1840.(AKS)