PEMBACAAN PUISI KARYA NIETZSCHE DAN DISKUSI BERSAMA AGUS R.SARJONO DAN BERTHOLD DAMSHAUESER

Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman – Fakultas Bahasa dan Seni – Universitas Negeri Yogyakarta bekerja sama dengan Goethe Institut Jakarta (Pusat Bahasa dan Kebudayaan Jerman), akan menyelenggarakan  Pembacaan Puisi Karya Nietzsche dan Diskusi bersama Agus R. Sarjono dan Berthold Damshauser, Rabu (22/9) di Gedung Cine Club Fakultas Bahasa dan Seni UNY. Acara yang  dipandu oleh Prof. Dr. Suminto A. Sayuti, penyair dan dosen pada Fakultas Bahasa dan Seni UNY akan dimulai  pukul 19.30 – 22.00 WIB. Friedrich Nietzche (1844-1900) seorang filosof Jerman dan termasuk pemikir yang paling berpengaruh di zaman modern. Ia mewarnai filosofi dan pemikiran pada abad ke-20, dan dampak ide-idenya sampai sekarang sangat terasa. Juga di Indonesia Nietzsche sangat diperhatikan. Sebagian dari karyanya telah diterjemahkan  dalam bahasa Indonesia,  juga beberapa penelitian dan buku tentang filosofinya. Namun, Nietzsche sebagai penyair belum begitu dikenal di Indonesia Menurut Dr. Pratomo Widodo, Kajur Pend. Bhs. Jerman UNY, puisi karya Friedrich Nietzsche yang akan dibacakan dan didiskusikan adalah puisi-puisi yang terangkai dalam kumpulan puisi berjudul Syahwat Keabadian.  Kumpulan Puisi Syahwat Keabadian ini  memuat puisi-puisi Nietzsche dari semua fase kepenyairannya secara kronologis dan yang menjadi fokus ialah puisi yang ditulis oleh Nietzsche pada puncak kreativitasnya, yakni ketika ia berumur kira-kira 45 tahun. Misalnya "Ditirambos-ditirambos Dyonisos" yang secara tematis berkaitan erat dengan mahakarya Nietzsche "Demikian Sabda Zarathustra“, ujarnya.

Lebih lanjut Pratomo menyampaikan melalui kumpulan puisi Nietzsche yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Agus R. Sarjono dan Berthold Damshäuser, pembaca Indonesia untuk pertama kalinya dapat memperoleh kesan mendalam tentang  Nietzsche sebagai penyair, yang dalam sejarah sastra Jerman tercatat sebagai prestasi yang unik dan gemilang. Melalui puisinya, Nietzsche membuktikan diri sebagai seniman bahasa bertingkat maestro, sehingga ia –di samping Martin Luther dan Johann Wolfgang von Goethe– dianggap sebagai pembaharu bahasa Jerman yang terpenting. Saksikan Rabu malam ini. (pram & lensa)