MAHASISWA PB JERMAN FBS UNY RAIH LIMA BESAR LOMBA DESAIN DELEGASI UE-INDONESIA

Peluang meraih prestasi bagi mahasiswa makin terbuka luas. Lewat informasi yang didapat dari jejaring sosial (Facebook), mahasiswa FBS UNY berhasil meloloskan karyanya dalam kompetisi desain banner yang diselenggarakan delegasi UE (Uni Eropa) untuk Indonesia. Lewat sentuhan kreatifnya, Muhammad Zainudin bin Elo, dapat meraih posisi lima besar se-Indonesia dalam lomba tersebut. Kompetisi yang diselenggarakan dalam rangka perayaan Hari Eropa (9 Mei) ini mengharuskan pesertanya mendesain banner yang dapat mencerminkan dinamika kemitraan UE-Indonesia. Hal itu sesuai dengan tema yang diusung, Bersatu dalam Keragaman: Banner untuk UE dan Indonesia.

Zen, begitu ia biasa disapa, adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman FBS UNY angkatan 2011. Mulanya ia tidak menyangka, bannernya bisa masuk nominasi lima besar. “Malam sebelum batas terakhir pengumpulan, Jumat (22/6), saya baru mendesain banner dan Jumat malam baru saya kirim,” tutur Zen.

Sebelum diumumkan pemenangnya pada Selasa (3/7), pihak delegasi EU memberikan kesempatan bagi penguna Facebook untuk memberikan pendapat mengenai kelima banner yang ada. Jika biasanya seseorang dinyatakan menang bila mampu mengumpulkan komentar dan jumlah like terbanyak, maka kali ini pemenang kompetisi hanya ditentukan oleh keputusan panel juri dari Delegasi UE.

Lebih lanjut, Zen menuturkan pengalaman pertamanya mengikuti kompetisi seperti ini diharapkan mampu memacu kreativitasnya ke depan. Meskipun belum berhasil menjadi pemenang utama, pengalaman berharga ini dapat dijadikan sebagai modal dalm berkreasi untuk even-even lain di masa mendatang. Hal yang lebih penting lagi, dengan mengikuti kegiatan ini, ia ingin membuktikan bahwa kesempatan berkarurya dan berpreastasi sungguh terbuka luas bagi para mahasiswa  yang kreatif. “Meskipun berlatar belakang pendidikan bahasa, tidak tertutup kemungkinan untuk meraih prestasi di luar  bahasa. Saya beraharap, teman-teman mahasiswa juga dapat mengembangkan pola berpikir yang luas sehingga tidak terbelenggu pada aspek akademis semata,” tegas Zen. (Fitriananda/aw)