KONFERENSI INTERNASIONAL GERMANISTIK KE-4

Jerman-FBS. Universitas Negeri Yogyakarta diberi kepercayaan menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Germanistik yang berlangsung pada Jumat-Sabtu (28-29/9) di Ruang Sidang Pascasarjana UNY. Kegiatan ini menghadirkan pembicara tamu Prof. Dr. Ulrich Ammon - Universitas Duisburg, Dr. Christianne Weller - Monash University, Melbourne, Prof. Dr. Pakini Akkramas - Ramkhamhaeng University, Bangkok, Prof. Dr. Pawan Surana - University of Jaipur, Dr. Le Tuyet Nga, Vietnam National University dan Dr. Dang Thi Thu Hien, Hanoi University. Ketua panitia kegiatan sekaligus ketua Asosiasi Germanistik Indonesia Prof. Pratomo Widodo mengatakan bahwa dibandingkan dengan konferensi tahun 2010, pertemuan ilmiah kali ini berada pada situasi yang lebih baik, dalam artian sebagai tempat pertemuan dan pertukaran ilmiah. “Dilihat dari segi jumlah dan keragaman peserta serta taraf keinternasionalan, konferensi ini telah mengalami banyak kemajuan” papar Pratomo Widodo “Kami menerima 97 abstrak yang berasal dari Indonesia, Thailand, Vietnam, India, Jerman, dan Austria”. Menurutnya berkat integrasi Asosiasi Germanistik Indonesia ke dalam Asosiasi Germanistik dan Asosiasi Guru-guru Bahasa Jerman di kawasan Asia Tenggara, konferensi ini telah mendapatkan sambutan yang sangat baik, tidak hanya dari ahli-ahli Germanistik dan guru-guru bahasa Jerman di lingkungan negara-negara ASEAN tetapi juga dari luar kawasan ASEAN.

Kepala DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst) Perwakilan Jakarta, Thomas Zettler merasa gembira dengan adanya kegiatan ini karena dapat memberi kesempatan untuk pertukaran keilmuan secara intensif. Juga memberi kesempatan kepada para mahasiswa dan ilmuwan-imuwan muda untuk melihat studi Bahasa Jerman dan juga germanistik dengan lebih luas  dan untuk menemukan dan mengembangkan berbagai kepentingan ilmiah. “Konferensi memberikan kita semua kesempatan untuk memikirkan ulang berbagai hal tentang Bahasa Jerman pada kondisi saat ini dan pada masa depan” kata Thomas.

Pimpinan Goethe-Institut Indonesia Dr. Heinrich Blömeke mengapresiasi positif peningkatan animo untuk belajar Bahasa Jerman di Indonesia. “Promosi bahasa Jerman di luar negeri merupakan salah satu tugas inti Goethe-Institut, yang telah hadir selama lebih dari 50 tahun” katanya. Saat ini sekitar 7.700 anak muda belajar bahasa Jerman setiap tahun, kebanyakan dari mereka bertujuan untuk melanjutkan studi di Jerman, seperti yang saat ini maupun yang di masa lalu, terutama sekali mereka studi dalam bidang tehnik (Ingenieurwissenschaften). Selain Goethe-Institut, bahasa Jerman diajarkan di sekitar 5000 sekolah di Indonesia. Untuk mendukung program bagi para pengajar ini Goethe-Institut mengandalkan 46 Deutsch-Multiplikator/innen pada 23 lokasi (Multizentren). Para multiplikator ini merupakan instrumen yang paling penting untuk mempromosikan pelajaran bahasa Jerman dalam konteks sekolah nasional.  Goethe-Institut menjangkau para pembelajar bahasa Jerman di sekolah-sekolah melalui kompetisi untuk para pembelajar misalnya Deutscholympiade secara nasional, regional dan internasional, Jugendcamps/kamp pemuda, Online-Schülerzeitungsprojekte/projek surat kabar sekolah online serta program beasiswa. Program penting untuk promosi pelajaran bahasa Jerman adalah 28 sekolah PASCH yang tersebar di seluruh kepulauan di Indonesia.

Konferensi dibuka oleh Wakil Rektor IV UNY Dr.rer.nat Senam dengan pemukulan gong. Konferensi ini mengambil tema DaF – Germanistik – German Studies. Vergleichende Perspektiven auf akademische Diskurse, Lehr- und Lernpraktiken in Süd(ost)asien. Dengan tema tersebut diharapkan akan terjadi diskusi-diskusi yang lebih beragam mengenai kajian di bidang pengajaran bahasa Jerman, bahasa, budaya, dan Sastra Jerman, serta German Studies tidak hanya dari kawasan Asia Tenggara, tetapi juga dari wilayah yang lebih luas di Asia dan mencakup Australia. Untuk itu tidak hanya mengundang pembicara tamu dari Jerman dan negara-negara ASEAN, tetapi juga mengundang pembicara tamu dari India dan Australia.(AKS)